
Keterangan Gambar : Bupati Dompu, Bambang Firdaus, SE Sedang Memberikan Sambutan Pada Pembukaan Lomba Pidato Anti Korupsi yang diinisiasi Kejaksaan Negeri Kabupaten Dompu, Selasa (09/12/25). Dok. Prokopim
SetdaDompuKab- Integritas menjadi kunci penting bagi setiap orang dimana saja dia berada untuk tidak terlibat dalam perilaku korupsi. Integritas menjadi alat kontrol dalam diri individu untuk mencegahnya dari bertindak atau berbuat yang tercela atau melawan norma yang berlaku.
Oleh karena itu agar tetap berada dalam tindakan atau perbuatan yang baik dalam setiap kesempatan dan keadaan penting bagi para generasi muda untuk dapat menjaga, merawat dan menumbuhkan integritas dalam dirinya.
Hal tersebut disampaikan Bupati Dompu, Bambang Firdaus, SE saat dilaksanakan Lomba Pidato Anti Korupsi yang diinisiasi Kejaksaan Negeri Kabupaten Dompu, Selasa (09/12/25) di Aula Pendopo.
Lomba Pidato yang diagendakan dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) itu menghadirkan siswa siswi SMU/SMK/MA Sederajat se Kabupaten Dompu sebagai peserta dengan jumlah lebih kurang 51 orang.
Menurut Bupati Dompu yang populer dengan Jargon Dompu Maju dan akrab disapa Papi Bambang itu, Integritas adalah kualitas atau keadaan utuh yang menunjukkan keselarasan antara pikiran, perkataan, dan perbuatan seseorang yang berlandaskan kejujuran, konsistensi dan nilai moral yang dianut, sehingga menciptakan kepercayaan dan kewibawaan.
Integritas bukan hanya soal jujur, tapi tentang menjadi individu yang dapat dipercaya dan bertanggung jawab secara menyeluruh dalam segala aspek kehidupan, baik personal maupun profesional “ujarnya menambahkan.
Menguatkan arti penting Integritas agar dimiliki oleh setiap orang Papi Bambang mengisahkan satu cerita yang diinspirasi dari kisah seorang sholeh yang juga tokoh kenamaan dalam islam yang bernama Imam Ahmad Bin Hambal.
Mengawali kisahnya Papi Bambang menyebutkan ada seorang pemuda yang karena rasa lapar yang amat sangat telah memakan buah apel yang terbawa arus air yang mengitari sebuah kebun.
Papi Bambang melanjutkan kisah dimaksud saat tersadar pemuda tadi telah merasa bersalah yang amat sangat bahwa dia telah memakan buah apel tanpa ijin dari pemiliknya.
Diliputi rasa bersalah yang amat kuat karena merasa telah memakan buah apel tanpa ijin mulailah pemuda tadi menelusuri sepanjang arus air yang mengitari kebun dimaksud untuk mencari tahu siapa pemilik buah apel yang telah dimakannya.
Singkat cerita pemuda tadi pun menemukan sang pemilik kebun untuk diberitahu bahwa dia telah memakan buah apel yang terbawa arus air tanpa ijin dan meminta sang pemilik kebun untuk menghalalkan apa yang telah dimakannya.
Apa yang terjadi saat pemuda tadi menemukan pemilik kebun? Pemilik kebun baru mau menghalalkan buah apel yang telah dimakan tanpa ijin tadi dengan satu syarat sang pemuda mau dinikahkan dengan putrinya.
Syaratnya sangat berat, akan tetapi demi mendapatkan kerelaan atas sepotong apel yang telah dimakannya tanpa ijin, sang pemuda tadi menerima tawaran yang diajukan sang pemilik kebun.
Menyingkat kisah yang disampaikannya Papi Bambang lalu mengatakan dari pernikahan yang didasari ketakutan akan hal yang syubhat dan keinginan kuat mencari keridhaan Allah SWT, pernikahan yang didasari niat atau upaya yang kuat untuk menjaga integritas tadi maka lahirlah generasi hebat yang sepanjang hidupnya mampu menjaga integritas dengan baik.
Di akhir Papi Bambang mengungkapkan kisah yang disampaikannya menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya menjaga kejujuran dan tidak menyalahi ketentuan, sekecil apa pun, dan betapa besarnya balasan kebaikan yang akan Allah anugerahkan bagi setiap orang yang dalam hidup dan kehidupannya ia mampu menjaga dirinya dari perbuatan tercela dan kisah ini menjadi inspirasi dan juga contoh teladan yang baik bagi setiap orang.
Lomba pidato yang berlangsung mendapat sambutan yang antusias dari peserta dan guru pendamping dan menjadi momen yang mengedukasi hadirnya generasi muda berintegritas dan anti korupsi. (Prokopim)


Facebook Comments